Dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, seddiam nonumy eirmod tempor. invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadip- scing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur.
 

Perbedaan KEPRIBADIAN, WATAK, dan TABIAT

Secara tersirat umumnya masyarakat memukul rata makna atau arti antara kepribadian, watak, tabiat...buktinya sering kita mendengar celetukan seseorang saat mengatakan..

" Yaah Emang dah watak begitu dia mah" atau " Yaah Emang dah Tabiatnya begitu dia mah" satu lagi " Yaah Emang dah kepribadiannya begitu dia mah"..

nah kan bingung bedainnya...kalau sudah tersebut ketiga itu pasti artinya dalam otak kita mengkrucut pada satu kesimpulan bahwa emang dah begitu orangnya....
Saya coba artikan ketiga maksud diatas...Kata-kata di atas mengandung pengertian yang sering tumpang tindih atau dipergunakan secara tertukar sehingga dipandang perlu untuk memberi penjelasan sebagai berikut.


Kepribadian (Personalitas)
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa salah satu pengertian kepribadian adalah "Bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lain" atau "suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya" (Allport , 1951).
Ada pengertian populer yang menyebutkan kepribadian adalah "Kualitas seseorang yang menyebabkan ia disenangi atau tidak disenangi oleh orang lain".

Watak (Karakter) Umum
Watak ialah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakan kemauan sehingga orang tersebut bertindak. Jadi, dimaksudkan bahwa kepribadian seseorang menunjukkan tindakan akibat kemauan yang teguh dan kukuh maka ia dinamakan seorang yang berwatak atau sebaliknya.
Menurut Sumadi (1985), watak adalah keseluruhan atau totalitas kemungkinan-kemungkinan bereaksi secara emosional dan volisional seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam (dasar, keturunan, dan faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar (pendidikan dan pengalaman, serta faktor-faktor eksogen).


Arti normatif
Kata watak dipergunakan apabila orang bermaksud mengenakan norma-norma kepada orang yang sedang dibicarakan. Misalnya ungkapan: "Ia orang yang pandai, tetapi sayang tidak berwatak dan Ia orang terdidik, tetapi tak punya watak".
Orang berwatak apabila sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dipandang dari segi norma-norma social adalah baik dan sebaik dan sebaiknya Arti deskriptif
Menurut Allport (1937) bahwa "character is personality evaluated, and personality is character devaluated". Menurutnya kepribadian dan watak adalah satu dan sama, tetapi dipandang dari segi yang berlainan. Apabila orang akan mengenakan norma-norma, yang berarti mengadakan penilaian lebih tepat dipergunakan istilah "watak". Apabila tidak mengadakan penilaian sehingga menggambarkan apa adanya, dipakai istilah "kepribadian".

Temperamen (Tabiat)
Pengertian temperamen dan kepribadian sering juga dipergunakan secara tertukar. Temperamen adalah kepribadian yang lebih bergantung pada keadaan badaniah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tabiat adalah konstitusi kejiwaan.
Menurut Allport sebagaimana dikutip oleh Sumadi Suryabrata (1985) temperament adalah "Gejala karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan dan kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hati secara fluktuasi dan intensitas suasana hati, serta bergantung pada faktor konstitusional, yang karenanya terutama berasal dari keturunan". Jadi, temperamen sifatnya turun-temurun dan tak dapat diubah oleh pengaruh-pengaruh dari luar.


Aspek temperamen
a. Motalitas (kegesitan atau kelincahan)—Ditentukan oleh otot, tulang, dan saraf perifer.
Contoh:
  • Orang bekerja dan bereaksi dengan lincah dan gesit.
  • Orang bekerja dengan tenang.
b. Vitalitas (daya hidup)—Lebih ditentukan keadaan hormonal dan saraf otonom.
Contoh:
  • Orang dengan vitalitas tinggi: baru bangun pagi sudah penuh gairah hidup dan memiliki berbagai rencana.
  • Orang yang- mudah bosan, kurang kreatif, dan kurang inovativ. 
c. Emosionalitas (daya rasa)—Lebih ditentukan keadaan neurohormonal dan saraf pusat.
Contoh:
  • Bila ada sesuatu yang menakutkan, ada orang yang bereaksi segera dan spontan secara emosional.
  • Ada orang yang biasa-biasa saja dalam menghadapi hal yang menakutkan a tau mengejutkan.
 
diambil dari buku Psikologi untuk keperawatan

Drs. Sunaryo, M.Kes
terbitan buku kedokteran EGC 2002


1 komentar:

Yulis Dwi Untari mengatakan...

siiiip...

Posting Komentar